Dicari Syahrul Pasaribu, Si “Paling Bupati” Tapsel yang Menghilang Saat Warga Menjerit

 

Tapsel – Sudah delapan hari sejak bencana alam meluluhlantakkan sejumlah wilayah di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Di tengah deretan kabar duka, cerita evakuasi, dan bantuan yang berdatangan, ada satu nama yang justru terus dicari-cari: Syahrul Pasaribu, mantan Bupati Tapsel dua periode sekaligus abang kandung Bupati Tapsel saat ini, Gus Irawan Pasaribu.

 

Apa gerangan yang membuat sosok yang kerap tampil bak tokoh publik ini tiba-tiba hilang jejak?

 

Pemberitaan tentang bencana alam di Tapsel begitu masif. Pejabat pusat hingga tokoh nasional datang langsung meninjau lokasi, menyalurkan bantuan, dan menyemangati warga terdampak. Namun, dari berbagai laporan lapangan dan wawancara dengan warga di Angkola Selatan, Angkola Sangkunur, Sayur Matinggi, hingga Batangtoru—wilayah yang mengalami kerusakan paling parah—nama Syahrul Pasaribu nyaris tak terdengar.

 

Bukan hanya tak terdengar. Ia bahkan tak pernah terlihat.

 

Padahal sebelumnya, Syahrul dikenal rajin melakukan “roadshow” ke berbagai kecamatan, hadir di banyak acara, sering terpampang di media, dan tampil pada kegiatan resmi seperti HUT Tapsel. Warga pun heran: mengapa sosok yang begitu aktif dan selalu muncul di publik, kali ini justru tidak tampak sama sekali?

 

Lebih mengherankan lagi, sehari sebelum bencana terjadi, Syahrul Pasaribu masih terlihat menghadiri acara HUT Tapsel. Namun setelah bencana menerjang, tak ada lagi kabar maupun kehadirannya di tengah masyarakat yang sedang berjuang bertahan hidup.

 

Warga yang kini tinggal di pengungsian pun mempertanyakan hilangnya sosok yang dulu begitu intens mendatangi desa-desa demi meraih simpati saat pemilihan Bupati Tapsel.

 

“Pak Syahrul Pasaribu lagi di mana, Pak? Biasanya kan sering muncul di media, hadir di acara-acara, udah kayak Bupati saja. Kok ini nggak terlihat. Turunlah, Pak… bantu warga Tapsel. Jangan waktu bencana malah hilang,” ujar seorang warga terdampak dengan nada penuh harap sekaligus kecewa.

 

 

Bagi mereka, kehadiran seorang tokoh—meski hanya sekadar datang menyapa dan memberi motivasi—adalah tambahan energi untuk tetap bertahan melewati hari-hari sulit pascabencana. Mereka hanya berharap perhatian, bukan seremonial. Bukan sekadar kunjungan saat musim politik memanas.

 

Kini, publik terus bertanya: di mana Syahrul Pasaribu saat warganya membutuhkan?

Yang jelas, sosok yang biasanya “paling hadir” itu kini justru menjadi paling dicari.(DsP)

Related Post

Tinggalkan Komentar

PembaharuanTodays.com

Merupakan Media Online dengan mengutamakan informasi yang cerdas, Akurat dan berimbang