Paluta - Pondok Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah menggelar Silaturahmi Akbar dan Pagelaran Seni Dakwah yang diikuti para santri dan santri wati dari Konsulat Paluta, Palas, Madina, Tapsel, Taput, Tapteng, Kota Sibolga, dan Kota Padang Sidempuan. Kegiatan tahunan ini dilaksanakan bertepatan dengan masa liburan sekolah para santri, bertempat di Alun-alun Masjid Raya Gunungtua Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Minggu (7/12/2025).
Acara yang berlangsung penuh kekhidmatan ini dihadiri Direktur Ponpes Ar-Raudlatul Hasanah yang diwakili Ustadz Faturrahman, Ketua DPRD Paluta yang diwakili anggota DPRD Gusti Putra Hajoran dan Akhiruddin Ritonga, Bupati Paluta yang diwakili Kabag Kesra Ibrahimsyah Nasution, Camat Padang Bolak Awaluddin Jamin, jajaran Ponpes Ar-Raudlatul Hasanah, para alumni, tokoh agama, serta para orang tua santri.
Dalam sambutannya, Anggota DPRD Paluta Gusti Putra Hajoran mengungkapkan apresiasi yang mendalam atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Santri adalah aset masa depan daerah dan bangsa. Melalui kegiatan seperti ini, kita melihat bagaimana karakter, kecerdasan, dan akhlak para santri dibentuk dengan sangat baik,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Padang Bolak Awaluddin Jamin menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh santri dan tamu undangan yang datang dari berbagai daerah.
"Selamat datang di Padang Lawas Utara, kami merasa bangga dan bahagia bisa menjadi tuan rumah kegiatan Akbar yang mempertemukan para santri, orangtua, dan para tokoh dari berbagai Kabupaten dan Kota. Semoga kegiatan ini semakin mempererat silatuhrahmi kita semua," ucalnya.
Berbagai penampilan seni dakwah ditampilkan oleh para santri, mulai dari dakwah dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab, pembacaan puisi, seni drama, seni bela diri, hingga atraksi akrobat melompati lingkaran api yang membuat para penonton terpukau. Kreativitas dan kemampuan para santri menjadi bukti kualitas pembinaan Ponpes Ar-Raudlatul Hasanah yang terus berkembang.
Menjelang akhir acara, suasana berubah menjadi haru ketika seluruh santri dan santri wati diminta maju untuk membasuh kaki kedua orang tua mereka masing-masing. Tangis pecah di alun-alun, menyaksikan para santri yang selama ini jauh menuntut ilmu, merendahkan diri di hadapan orang tua sebagai simbol bakti dan rasa terima kasih. Banyak orang tua tidak mampu menahan air mata melihat anak mereka mencium dan memeluk kaki mereka dengan penuh cinta.
Momen itu menutup acara dengan kesan mendalam, meninggalkan pesan bahwa pendidikan agama bukan hanya tentang ilmu, tetapi juga tentang adab, kasih sayang, dan penghormatan kepada orang tua.(DsP)
