Medan — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara kembali merilis pembaruan data korban bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumut. Hingga Selasa (16/12/2025) sore pukul 17.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia tercatat mencapai 360 orang, sementara 79 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
“Data sementara korban meninggal dunia sebanyak 360 orang dan hilang 79 orang,” demikian laporan BPBD Sumut yang disampaikan melalui Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Sumut, Porman Mahulae.
Berdasarkan laporan terbaru BPBD Sumut, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) menjadi wilayah dengan jumlah korban terbanyak, yakni 127 orang meninggal dunia dan 45 orang hilang. Disusul Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dengan 86 orang meninggal dunia dan 30 orang hilang.
Bencana banjir dan longsor ini dilaporkan melanda 19 kabupaten/kota di Sumatera Utara. Selain korban jiwa, BPBD juga mencatat 2.284 orang mengalami luka-luka hingga hari ini.
Sementara itu, jumlah warga terdampak akibat banjir dan longsor mencapai 1.758.276 orang. Dari jumlah tersebut, 21.580 orang masih mengungsi di sejumlah lokasi pengungsian yang tersebar di daerah terdampak.
BPBD Sumut menegaskan, data korban masih bersifat fluktuatif dan terus mengalami perubahan seiring dengan proses pencarian, evakuasi, serta validasi data di lapangan. Jumlah korban jiwa dikhawatirkan masih akan bertambah, mengingat masih banyak korban yang belum ditemukan.
Sebaran Korban Meninggal Dunia dan Hilang Akibat Banjir–Longsor di Sumut:
Kabupaten Tapanuli Tengah: 127 tewas, 45 hilang
Kabupaten Tapanuli Selatan: 86 tewas, 30 hilang
Kota Sibolga: 54 tewas, 1 hilang
Kabupaten Tapanuli Utara: 36 tewas, 2 hilang
Kabupaten Deli Serdang: 17 tewas
Kabupaten Langkat: 13 tewas
Kabupaten Humbang Hasundutan: 10 tewas, 1 hilang
Kota Medan: 12 tewas
Kabupaten Pakpak Bharat: 2 tewas
Kota Padangsidimpuan: 1 tewas
Kabupaten Nias: 1 tewas
Kabupaten Nias Selatan: 1 tewas
Hingga kini, tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, relawan, serta masyarakat setempat masih terus melakukan upaya pencarian dan pertolongan terhadap korban yang diduga masih tertimbun material longsor maupun terseret arus banjir. Pemerintah daerah dan provinsi juga terus mengoptimalkan penanganan darurat serta pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi.(Red/Niz)
