Tak Mau Larut di Dunia Profesional, Jurnalis TV Dirikan Sekolah

Padang Lawas Utara.(Pembaharuan today.com)

Bekerja sebagai jurnalis televisi memang bikin asyik. Bukan saja sehari-hari menunggu perintah liputan, di lapangan juga Sulaeman Siregar merasakan adanya privilage tersendiri.

Masyarakat selalu antusias menunggu kehadiran, menyaksikan aksi lapangan dan membicarakan hasil laporan mereka.

Dunia profesional jurnalis, lebih-lebih jika tayangan hasil liputannya sempat jadi viral, sangat dinamis. Satu-dua tahun tak terasa. Pun setelah bertahun-tahun kemudian.

Di 2005, Sulaeman Siregar yang akrab disapa Bung Coky memulai tugas profesionalnya untuk daerah liputan Tapanuli Selatan dan sekitarnya (Tabagsel, termasuk Padangsidempuan, Madina, Paluta dan Palas). Pada 2009, setelah keliling Tabagsel empat tahun, Sulaeman mulai merasakan sedikit jenuh. Nasionalisme dan rasa cinta tanah air yang terpatri di dalam jiwanya, khususnya pada saat menjadi kader militan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), selalu menjadi dorongan untuk melakukan hal-hal heroik di bidang sosial kemasyarakatan.

Terkadang, rasa itu menguat. Kadang seperti terlupa. Laporan demi laporan dia kirim ke Jakarta untuk disiarkan melalui gelombang siaran Metro TV. Informasi begitu cepat menyebar ke seluruh penjuru negeri. Begitu efeknya, tampak seperti kilat. Saat merenungkan komunikasi digital seperti itu, kembali mengingat cetusan-cetusan pemikirannya. Di situlah, dia tersadar untuk membuat satu-dua pengabdian kecil.

Lalu pada 2015, dorongan itu makin kuat. Komunikasi dengan istrinya, Helmidayanti Harahap SKM, tenaga medis di Puskesmas Pasar Matanggor, beserta keluarga besar kian intens berdiskusi.

Tapi, gagasan untuk mendirikan sekolah, baru terealisasi pada 2019. Di tahun itulah Yayasan Pendidikan Nastaiin dicatatkan pada notaris terdekat.

Dalam tempo yang tak lama, semua persyaratan fasilitas teknis dan administrasi untuk dapat perizinan serta siap beroperasi sudah tersedia.

Sembari menjalin hubungan dengan kolega dan rekan profesionalnya, termasuk teman-teman pada saat aktif di GMNI Universitas Muhammadiyah Malang, Sulaeman meminta agar jajaran pengasuh segera mendeklarasikan operasi unit kegiatan TK-Paud Nastaiin Pasarmatanggor.

“Alhamdulillah, seperti gayung bersambut. Semua memberi support dan semua dukungan yang kita butuhkan,” kenangnya.

Ayah empat anak (1) Fadhel Marhaen Ali Siregar, 2) Fathir Marhaen Ali Siregar, 3) Fastabiqul Marhaen Ali Siregar dan 4) Fatia Marhaen Ali Siregar) ini mengakui, proses awal itu bukan berarti tanpa kendala. Tidak berarti mudah saja. Banyak juga soal yang harus dijawab.

“Bahkan, tak sedikit problem yang menuntut solusi seketika ketika energi yang ada juga makin terbatas,” tambahnya.

Dalam pandangannya, orang mungkin mudah saja bikin sekolah tinggi. Bisa saja, orang mencibirkannya. Malah, dia juga mangaku sempat dengar celetukan yang menyebut kegiatan sosial kemasyarakatan di bidang pendidikan itu hanya “angat-angat tahi ayam” dan melempem dalam hitungan waktu yang tak lama.

Lepas dari tantangan seperti itu, Yayasan Pendidikan Nastaiin yang resmi berdiri pada 15 Februari 2019 di Desa Pasarnatanggor, Kecamatan Batang Onang, Padang Lawas Utara, terus berproses.

Sekarang, dengan fasilitas dan kesiapan teknis yang cukup memadai, sekolah untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bernama TK Nastaiin sudah berusia empat tahun. Setidaknya, sudah melaksanakan empat kali penamatan.

Di usianya yang baru empat tahun ini, TK Nastaiin sudah menamatkan hampir dua ratusan peserta didik (189 anak).

“Iya, saya akui, belum ada apa-apanya dibanding pionir di bidang pendidikan seusia saya. Dalam hal kayak gini, orang malah sudah ke bulan. Tapi, bagaimanapun, ikut menjalankan sebuah sekolah sekecil TK Nataiin di sebuah desa sekelas Pasarmatanggor, cukup berliku dan menjadi ladang investasi sosial yang memberi visi, kepuasan dan rasa bangga tersendiri. Baginya, ini berdimensi dunia-akhirat.

“Saya pun punya obsesi pengembangan, seperti bikin SD, SMP dan SMA. Bahkan, real saya bisa juga bangun kampus toh,” ungkapnya bersemangat.

Sebagai seorang jurnalis Metro TV, Sulaeman beserta istri sudah bisa fokus untuk penguatan dan penambahan fasilitas infrastruktur.

Dia menyebutkan, “ Insya Allah, tahun ini, Yayasan Pendidikan Nastaiin, sudah bisa fokus pada infrastruktur, mulai dari ruang belajar dan pendirian mushola. Tujuannya, agar peserta didik lebih nyaman dalam proses belajar.”

Begitu untuk peningkatan kesejahteraan guru, dapat dilaksanakan tahun ini juga.

Menurutnya, semua itu bisa terlaksana dengan senjata niat yang lurus, sikap ikhlas dan terus menjaga silaturrahmi dengan guru, orang tua murid, masyarakat umum dan sejumlah tokoh yang peduli dan dermawan.

“Insya Allah, semua rencana dapat kami realisasikan tanpa hambatan yang berarti. Semoga selalu ada jalan keluar di setiap problem yang mengemuka,” harapnya.

Sebagai ketua yayasan, dia punya tekad kuat untuk tetap berkomitmen dengan niat yang lurus agar Yayasan Pendidikan Nastaiin memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat, negara dan bangsa.

Sulaeman pun sedikit berpromosi, agar masyarakat yang betul-betul tidak mempunyai biaya, tak perlu khawatir.

Katanya, “Monggo, masyarakat yang gak mampu, silakan daftar saja. Soal baju seragam, atau kebutuhan sekolah lainya, sudah saya ingatkan kepada para pengasuh dan tenaga pengajar agar tidak maksa beli ini-itu.”

Dia juga terus ingatkan, agar pengasuh dan pengajar TK Nataiin selalu mengajak orang tua untuk diskusi, mendengar apa yang mereka sampaikan sebelum membuat keputusan terbaik.

“Saya selalu tekankan agar jangan berpikir muluk-muluk nyontoh model pendidikan di kota A atau B yang sudah populer. Kita harus punya prinsip dengan mengedepankan bagaimana metodenya bisa membuat peserta didik mampu membacakan Ayat-ayat pendek dalam Al-Qur’an, hafal doa-doa harian, bisa mengenal huruf, mengenal angka, dan yang terpenting menanamkan sikap cinta terhadap tanah air,” tambanya.

Menurutnya, soal materi dan metode, para pengajar sudah punya acuan kurikulum dan inovasi kreatif selaku tenaga pengajar.

Tentu saja, dia mengakui, semua itu bukan hanya kerja keras satu-dua orang saja.

Capaian Yayasan Pendidikan Nastaiin tak lepas dari dorongan, bantuan moril-materil dan juga doa dari banyak pihak.

Tanpa itu, ide sebesar apa pun tak akan terwujud dalam bentuk lembaga sekecil apa pun. Sebaliknya, imbuhnya, gagasan kecil pun bisa menjadi awal berdirinya sekolah dan kampus favorit sekalipun.

Karena itu, dia mengungkapkan secara khusus tanda rasa terima kasih kepada Kabid Pembinaan PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Padang Lawas Utara, Rosiana Sitompul SE MM yang sangat progresif melaksanakan pembinaan kepada para pendidik di tingkat PAUD se-Padang Lawas Utara.

Dia juga menyampaikan, “Apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Dirlantas Polda Sumbar Kombes Hilman Wijaya dan Kapolres Tapanuli Selatan AKBP Imam Zamroni yang tak hanya melihat runcingnya visi saya, tapi juga mendukung penuh aktivitas dan kemajuan sekolah di bawah Yayasan Pendidikan Nastaiin.

Seiring dengan apresiasi itu, Sulaeman menyampaikan ucapan: “Selamat HUT Bhayangkara ke-77. Salam Prestasi, Salam Presisi, Polri Presisi.”(red).

 

Related Post

Tinggalkan Komentar

PembaharuanTodays.com

Merupakan Media Online dengan mengutamakan informasi yang cerdas, Akurat dan berimbang